Berbicara dengan adek-adek saya yang akan masuk kuliah itu.. Seperti dejavu rasanya.
Jurusan apa ya mbak?
Nanti kerjanya jadi apa??
Di mana?
Kuliah itu kalo kata adek saya di rumah, mengejar gelar sarjana aja, kita ini kan perempuan mbak (hehe, surprise juga. Secara adek saya ini sedikit maskulin :D). Ngapain terusan kuliah? Hehehe.. The same question waktu saya akan kuliah. Ya, karena saya sadar betul. Saya ini perempuan. Setinggi apapun sekolah saya, saya tetap lebih utama berada di rumah..
ah, mengulang cerita saja ini. cuman pengen sharing cerita silam..
Buat apa kuliah?
-Tugas besar menanti. Iya, kita ini calon ibu. Kuliah gak melulu soal belajar akademik. Kuliah itu berwacana. Mengembangkan pola pikir. Mendewasakan. Bahasa kasarnya, kalau punya rejeki, buat perempuan memang lebih baik sekolah lagi, yaa daripada gak ada kerjaan. Kalau ada hal yang dikerjakan, selepas sma ya gak mesti kuliah. Tapi apakah dengan kuliah bisa menjadi ibu yang hebat? Ya gak ada yang menjamin juga sih. Saya pernah bilang, saya ini kuliah yang termasuk bisa dibilang “hura-hura”. Di mata orang lain mungkin demikian. Soalnya, memang banyak yang kuliah lalu mengubah kehidupan mereka. Membuat kondisi finansial jauh lebih mapan. Saya? Sudah kuliah. Setelah wisuda lalu nggak bekerja. Di rumah aja. Ngapain kuliah kalau akhirnya jadi ibu rumah tangga aja..? Ya. Ternyata, saya kuliah untuk bertemu jodoh. Haghaghag 😀 Kalau gak kuliah di Bandung, mungkin cerita kehidupan saya beda dengan yang terjadi sekarang :p
Hmm. Berarti. Apa yang kita kerjakan ini, sebenarnya sudah ada skenarionya ya. Jadi tidak ada yang sia-sia. Mungkin nampak sia-sia, tapi bisa jadi, itu adalah perantara benang kehidupan berikutnya. Jadi. Kuliah buat saya adalah hal yang bisa jadi sangat mewah, ia adalah bagian dari jalan kehidupan kita.